Perkenalan tentang alam semesta perlu kita pelajari terlebih dahulu sebelum mulai melakukan eksplorasi lebih jauh agar terhindar dari kekeliruan yang dapat berakibat fatal di masa depan. Alam semesta itu sendiri merupakan rangkuman dari segala ruang dan waktu berikut isi di dalamnya, melingkupi planet, galaksi, bintang, bahkan hingga alternatif bentuk energi maupun material.
Luas keseluruhan alam semesta kita hingga saat ini belum dapat teridentifikasi, melainkan saat ini umat manusia hanya mampu menghitung besarnya alam semesta yang terdeteksi melalui web https://www.comuniweb.net/ atau termasuk dalam ranah observasi. Jika dihitung menurut diameternya, luas jagat raya sekitar 93 miliar tahun cahaya.
Universe atau alam semesta masih menjadi sebuah istilah yang diperdebatkan oleh para ilmuwan sehingga masih tergolong dalam klasifikasi spekulasi semata. Sebagian peneliti beranggapan bahwa universe berarti adalah segala sesuatu yang terkandung pada alam semesta itu sendiri, sementara separuh lainnya berpendapat bahwa universe hanya merujuk pada alam di mana kita mampu menjangkaunya saja.
Berdasarkan ilmu ukuran kuantum, semesta yang kita tempati sekarang terputus hubungannya dengan universe yang jauh lebih besar satu sama lain. Dengan kata lain, indera maupun pemahaman manusia tidak akan pernah sanggup menggapainya, seolah-olah memang sengaja dirancang agar multi-verse tidak dapat saling bersentuhan demi terjaganya keseimbangan alam.
Permulaan Perkenalan Tentang Alam Semesta
Permulaan umat manusia mengalami perkenalan tentang alam semesta diawali oleh gagasan yang keluar dari seorang ilmuwan Yunani kuno bernama Nicolaus Copernicus. Beliau menentang pendapat umum masyarakat pada saat itu yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta, di mana seluruh benda langit bergerak mengelilinginya.
Gagasan tersebut ia namakan teori heliosentrik, berisi slot thailand no 1 tentang penjelasan lengkap bahwa sesungguhnya alih-alih bumi, justru Matahari lah yang merupakan pusat tata surya. Sontak saja seluruh penduduk di seluruh dunia heboh dan sulit menerima pandangan tersebut, bahkan Nicolaus sempat dituduh penganut ajaran sesat dan dimasukkan ke dalam penjara.
Penelitian pun tidak berhenti sampai situ, semakin lama terkuak sudah bahwa matahari itu sendiri hanyalah salah satu dari ratusan miliar bintang yang berada di galaksi bima sakti. Observasi lanjutan juga mencatat bahwa ternyata alam semesta itu sendiri memiliki sebuah awal yang dinamakan peristiwa Big Bang, dan itu menjadi pemicu segala perkembangan alam semesta hingga sekarang.